Menjadi seorang lelaki yang peka bagi saya tidaklah mudah. Jika diibaratkan, menjadi lelaki peka seperti mencoba memanjat dinding beroli, seperti mencari vena brachialis pada wanita obese, seperti menaikkan berat badan pada ciri tubuh bermatobolisme cepat, menyelesaikan karya tulis dalam waktu setengah hari atau seperti megedit foto yang tinggal tersisa separuh wajahnya…sulit sekali…mungkin pengaruh pola asuh orang tuakah?karakter bawaan kah?pergaulankah?entahlah…yang jelas urusan dengan makhluk yang konon kata pepatah sebagai “hal yang lebih baik daripada harta dunia dan seisinya” atau juga “racun dunia” ini selalu menghasilkan “ilmu pemahaman” yang diperoleh dari “putus silaturahmi” terlebih dahulu…

Ilmu pemahaman yang terkadang akan tidak berguna ketika kita sendirilah yang mengesampingkan…menganggap itu sebagai sebuah product sampingan dimana untuk menstabilkan kondisi “psikologik” yang kita derita pasca “bencana”, selalu kita buang juga agar hati pikiran menjadi tenang…langkah yang menurut saya cukup kurang tepat…karena pengalaman pahit yang terjadi seolah hilang menjadi gumpalan masa lalu tak berguna, tidak menambah kedewasaan kecuali malah kekerdilan jiwa seorang lelaki dan kepengecutan…traumatic untuk melakukan hal yang lebih baik...meskipun begitu, terkadang saya juga melakukannya…namun, ada saatnya ketika saya harus mengangkat kembali sebagai suatu pelajaran yang berarti untuk perubahan, setelah emosi dan mental saya menemukan daratannya…

Jika anda adalah seseorang yang mengalami hal yang sama dengan saya…hmm, maka mungkin sedikit share ini bisa meringankan beban anda..et least..anda tahu bahwa anda tak sendirian kawan…

WANITA…sesabar apapun dia…DIA BUKAN MALAIKAT, BIDADARI yang sabarnya luar biasa…so, jangan mencoba me“Tuhan” kan mereka…sadar atau tidak…ketika anda membuat kesalahan terus menerus…baik sengaja atau tidak sengaja, baik dalam keadaan paham bahwa anda sedang salah atau dalam keadaan tidak mengerti apakah anda salah, maka sesungguhnya anda telah membuat deposito/infestasi luka di hatinya yang kelak akan tak terobati seiring bertambahnya waktu…Karena mereka bukan Tuhan yang maha pengampun…yang maafnya selalu melingkupi diri kita sepanjang kita bertobat dengan sungguh-sungguh…mereka hanya manusia biasa yang berpikir dengan hati…bahasa yang kadang kaum “pejantan” tidak paham…

WANITA…sepeka apapun dia, DIA BUKAN ZAT YANG MAHA TAHU…so, jangan anggap mereka sekali lagi seperti ZAT yang Maha Memahami isi hati…Jika kepada Allah anda meminta, berucap dan menangis, maka sesungguhnya Dia telah paham sebelum anda berbicara…Dia paham apa yang anda rasakan tanpa peduli bahasa apa, sebaik apa cara anda menceritakan dan sejelas apa anda menekankan….Dia akan paham, tanpa menunggu waktu yang tepat, saat yang tepat, tempat yang tepat…karena bagiNYA waktu, saat dan tempat yang tepat adalah sesuai perasaan dan jiwa anda…WANITA berbeda!!!dia hanya manusia yang juga butuh diyakinkan, yang menggunakan hati lebih banyak untuk memproses “data-data” alasan kalian, yang membutuhkan cara, waktu, tempat dan kondisi yang tepat untuk diajak biacra dan memutuskan sesuatu…

PERCAYAI BAHASA EKSPRESI-nya dibanding bahasa verbalnya…karena TIDAK belum tentu tidak, YA belum tentu ya…semuanya memiliki akar pemikiran pengambilan keputusan yang “mbulet”…terkadang kita para lelaki tidak paham, karena “variable” yang dipertimbangkan untuk dipikirkan dalam mengambil keputusan seringkali seolah tidak ada “korelasi”nya sama sekali…

PAHAMILAH, bahwa mereka adalah makhluk yang tak bisa diajak “lari sprint” dalam hal mengambil keputusan…mereka butuh banyak waktu untuk memikirkan tawaran-tawaran anda…sekalipun bagi anda tawaran itu adalah taruhanannya nyawa, mengingat betapa seriusny anda saat itu…tak meragukan!!...namun tetap, mereka bukan makhluk logika seperti komputer…banyak variabel2 geje menurut kita yang mereka pertimbangkan…

PAHAMI KEBIASAAN-nya dalam menuangkan isi hati…terkadang se-introvert apapun individu tersebut, dia selalu punya cara untuk memuntahkan pikirannya…jika tidak curhat kepada sahabat soul matenya, maka bisa jadi ke ibunya, ibu kostnya dsb…jikalau tidak punya kebiasaan curhat karena saking tertutupnya, cobalah lihat hobinya…ketika hobinya menulis..besar kemungkinan, muntahan hati pikirannya tergores diatas kertas diarynya..atau malah di Blog-nya…jika dia seorang introvert yang melankolis, bisa jadi muntahan hatinya terdapat dalam lagu yang selalu di nyanyikannya…ayat Al Quran yang selalu dibacanya untuk menguatkan hati…

Hehe, yang satu ini sory…subyektif…JANGAN ANDALKAN SMS!!!FATAL BUNG!!!...minimal telpon…mengapa?jelas kita tahu, bahasa sms selain lemot!!inteprestasinya gag jelas blas!!miskin emosi!!feel nya gag dapet…banyak pertengkaran berawal dari hal sepele seperti salah tafsir dari sms ini…STOP USING SMS TO MAKE SOMEBODY UNDERSTAND EITHER WHAT YOUR POINT OF VIEW (sudut pandang permaslahan) OR WHAT YOU WANT TO EXPLAIN…

Don’t be to hasty dalam MENYIMPULKAN STATEMENNYA…pikirkan dulu..cari referensinya…diskusikan baik dengan sahabat wanita anda atau orang yang paham bahasa wanita…agar anda mendapatkan frame pemikiran yang sama…karena penyimpulan negative yang terlalu cepat akan mempermalukan diri anda sendiri…ujung2nya setelah mengawali pertengkaran..andalah yang akhirnya harus minta maaf kalau anda lelaki beneran…meski menyimpulkan hal negative itu terkadang terasa lebih nyaman dan logis pada awaknya…

LETAKKAN HARGA DIRI anda pada sudut pandang dan posisi yang tepat dan proporsional…tidak ada kehinaan dan perasaaan diremehkan apabila anda menempatkan harga diri pada posisi yang tepat…karena menjadi pribadi yang dewasa dan mengayomi bukanlah sebuah kehinaan…

LUPAKAN kelebihan teman2 anda yang wanita dimasa-masa sebelumnya…sehingga anda tak memiliki bahan pembanding…lihat wanita itu sebagai sosok tunggal…tunggal dalam artian stok-nya…karena anda tak akan menemukan sesuatu yang persis seperi dia dimana pun…cos everyone in this world is unique being…

JANGAN JADIKAN dia sebagai segala-galanya..kenapa?karena jelas Allah lah yang segala-galanya, jika posisi anda adalah seorang ikhwan yang sedang bertaaruf, maka jelas, dia belum tentu dia jodoh anda. Jika posisi anda adalah sebagai cowok, maka ingatlah kawan, betapa banyak lelaki yang hancur skripsinya, mati semangatnya ketika berpisah dengan wanita yang bukan haknya…jodoh sudah tertulis, apa yang kita lakukan hanyalah sekedar usaha untuk mencapai harapan…agar kelak tidak ada penyesalan karena tidak memperjuangkan sesuatu yang menjadi harapan kita ketika kita mampu memperjuangkannya…

Jadikan JANJI ITU SESUATU YANG SAKRAL!!UCAPAN YANG BAIK ADALAH JANJI YANG TAK KAN PERNAH DITARIK!!!!....

Jika anda telah dicap sebagai sesuatu yang buruk MAKA lakukan hal yang MENCERMINKAN SEORANG “lelaki”…jika anda kemudian tetap melakukan kesalahan YANG SAMA setelah usaha “lelaki” terbaik anda di kemudian hari…maka bersiaplah bung…ucapan ini akan segera anda dengar…”JANGAN COBA MASUK DALAM KEHIDUPANKU LAGI, HILANGKAN KEEGOISANMU…KARENA TERBAIK BAGIMU BELUM TENTU TERBAIK BAGIKU…”

Tulisan ini saya tulis berdasar pengalaman terbaru saya dalam berihktiar mengejar target saya menikah muda, disela-sela kesibukan menghabisi TA…hehe, bisa dikata GATOT!!karena kecacadan saya dalam menjadi pribadi muslim yang benar…atau bisa jadi mungkin saya belum cukup dewasa dan bisa jadi pula saya kurang “latihan”…

Tulisan yang cukup panjang ini semoga mampu menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu memperbaiki diri baik secara emosional maupun secara spiritual…demi mencapai obsesi menjadi manusia ideal…walau itu menjadi sebuah tujuan tanpa stasiun pemberhentian…
Semoga tulisan ini di ACC kebenarannya oleh zat yang MAHA BENAR…
(Ditulis di tengah iringan lagu winder Waltz instrumental)

Voice Of Heart Chapter 4
Choleric Phase

IKATLAH ILMU DENGAN PENA
Penulis adalah Mahasiswa yang NATO “Not Afraid Talk Optimistic”

Ketika hati kian menyesak…pikiran terhantui oleh ketakutan-ketakutan akan bayangan masa lalu dan proyeksi masa depan yang masih gelap terang berkabut…seringkali jiwa dan perasaan ini gundah. Galau, bingung tak tahu arah…ingin menangis namun tak bisa dan tak biasa. Badan kian lemah dan semangat kian luntur. Merasa aktivitas hampa, seolah tak ada yang bisa dikerjakan meskipun ternyata kewajiban dan janji-janji telah tergeletak…terbengkalai, menyisakan sesak hati dan menjejakkan aksi kezoliman terhadap orang lain. Ketika ingin menumpahkan getah kesedihan ini namun sayangnya seringkali orang-orang terdekat kita bahkan tidak paham apa yang sedang kita rasakan tak tahu apa yang sedang kita ceritakan. Karena kita sendiri sebenarnya juga tak paham mengapa kita sampai luluh lantak.

Kita mungkin pernah mengalami ini semua dalam kurun waktu yang cukup lama.entah sehari, seminggu atau bahkan hingga berbulan-bulan. Hati yang galau ini semakin bingung ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan coping stress yang ada. Ditahankah? berharap wibawa tetap terjaga, harga diri tetap terlindungi, karena tak lari dari perasaan lemah yang membebani hati. Atau dialirkan saja? kepada orang-orang dekat yang kita kasihi. Sekalipun akan mebuka cacat. Penanda bahwa kita juga tak sekokoh kelihatannya, membuka pintu kecemasan orang tua dan membuat ucapan tak lagi bermakna.

Ketika memutuskan untuk tak berucap dan bercerita…namun faktanya, hati kian terdesak, pikiran mulai menemukan batas ambang stressnya. Sementara kalenjar air mata tak mau mengijinkan cairan penghilang duka keluar dari mata ini. Saat kita memutuskan bercerita kepada manusia…maka sesungguhnya mereka hanya mampu berempati juga bersimpati saja. Kadang bahkan mereka tak pernah paham apa yang terjadi sebenarnya…hingga akhirnya kita hanya bericerita pada Allah saja.

Namun, jika ditanya kenapa?apa yang terjadi dengan saya?maka saat itu seolah perntanyaan tertelan dalam kabut pikiran. Menyisakan keluhan demi keluhan pada Allah Azza Wa Jalla…juga berbagai prasangka.

DR. Aidh Al Qorni dalam buku La Tahzan setebal 567 halamannya menukilkan sebuah nasehat kecil yang sangat membuka cakrawala kita. Tak pernah terpikir bahwasannya selain dosa-dosa yang melimpah ruah, pikiran yang melimpah ruah juga menjadi salah satu penyebab kegundahan dan ketidakbahagiaan hati.

Beliau menekankan, salah satu penyebab ketidakbahagiaan hidup ini adalah ketika kita terlalu banyak memikirkan kemungkinan-kemungkinan dalam kehidupan kita. Future, Present and Past selalu mengikuti pikiran kita dimana pun kita berada. Mereka ikut menunjukkan arah ketika kita hendak memilih pasangan hidup, mereka ikut mendorong kita melompat ke jembatan paralayang kehidupan sekalipun itu kearah yang tidak kita inginkan. Mereka mempengaruhi setiap lini pikiran kita, bahkan dalam mengambil pilihan hidup. Terkadang mereka Nampak seperti malaikat bersayap putih, terkadang mereka juga Nampak seperti iblis yang penuh api kebencian. Terkadang berperan besar dalam mendorong kita menjadi seorang pejuang masa depan. Terkadang mereka juga berperan besar dalam mengkerdilkan impian-impian.

Dr. Richard Cabot seorang professor kedokteran di Universitas Havard mengatakan dalam bukunya yang berjudul How Human Live, “sebagai seorang dokter saya menasehatkan bahwa bekerja telah banyak mengobati orang-orang yang menderita penyakit kelumpuhan jiwa yang diakibatkan oleh keraguan, rasa takut dan ketidakpastian. Keberanian yang diberikan kepada kita olehkerja keras seperti kepercayaan diruii yang membuat Emmerson (klien) begitu hebat.”

George Bernard Shaw berkata, “rahasia ketidak bahagiaan itu terletak dalam kesempatan yang diberikan Anda untuk berpikir dengan leluasa, apakah anda berada dalam kondisi bahagia atau tidak. Oleh sebab itu, jangan terlalu banyak berpikir tentang hal itu. Sebaliknya, teruslah bekerja, karena saat itu darah anda akan mulai mengalir ke otak anda. Bekerjalah, dan jangan pernah berhenti!!karena ini merupakan resep yang paling murah yanbg pernah ada di muka bumi, dan paling mujarab.”

Benyamin Disraeli mengatakan,”Kehidupan ini terlalu pendek untuk disia-siakan.”

Hidup bukan hanya sekedar untuk ditangisi…Life is so colorfull…masa lalu telah berlalu, masa depan masihlah tak terlihat…hidup kita adalah saat ini.

Make Yesterday as a lesson & pray for forgiveness on wrong doing

This Day is focus & do the best for every step on going

And tomorrow, mind of strategies and pray for forgiveness…

Keraguan tak akan muncul jika anda tak mengijinkannya…

Keraguan dan ketakutan tak akan berani Nampak ketika anda tahu harus berkonsultasi pada siapa…

Hidup terlalu pendek untuk diperpendek dengan keraguan-keraguan yang tak segera diputuskan…dan hidup terlalu membahagiakan untuk dikotori dengan pikiran-pikiran melimpah ruah yang berkaitan dengan Takdir’ nya…Mari bergerak…wallahualam

Penulis adalah mahasiswa NERS UB yang NATO “Not Afraid Talk Optimistic”

IKATLAH ILMU DENGAN PENA

Melancholic Phase

Dikutip dari sebuah buku "DAHSYATNYA SABAR" karya Ahmad Hadi Yasin

Terkisah ada dua orang pengembara sedang melakukan perjalanan. Mereka tengah melintasi padang pasir yang sangat luas. Sepanjang mata memandang, hanya ada pasir membentang. Jejak-jejak kaki mereka meliuk-liuk di belakang, membentuk kurva yang berujung di setiap langkah yang mereka tapaki. Debu-debu pasir yang beterbangan memaksa mereka berjalan merunduk.

Tiba-tiba, badai gurun datang. Hembusannya membuat tubuh dua pengembara itu limbung. Pakaian mereka menggelepak, menambah berat langkah mereka yang terbenam di pasir. Mereka saling menjaga satu sama lain dengan berpegangan tangan erat. Mereka mencoba bertahan melawan ganasnya badai.

Badai pun reda, tapi musibah lain datang menimpa mereka. Kantong bekal air minum mereka terbuka saat badai tadi. Isinya berceceran. Entah gundukan pasir mana yang telah meneguknya. Kedua pengembara itu pun duduk termenung meratapi kehilangan itu. "Waduh, tamat riwayat kita," kata Hasan, salah seorang di antara mereka. Lalu, dia menulis di pasir dengan ujung jarinya. "Kami sedih, kami kehilangan bekal minuman kami di tempat ini." Kawannya, si Taufiq pun tampak bingung. Namun, mencoba tabah. Membereskan perlengkapannya dan mengajak kawannya melanjutkan perjalanan.

Setelah lama menyusuri padang pasir, mereka melihat ada oase di kejauhan. "Kita selamat!!",seru seorang di antara mereka. "Lihat,ada air disana!!"Dengan sisa tenaga yang ada, mereka berlari ke oase itu. Untung, bukan fatamorgana. Ini benar-benar sebuah kolam. Kecil, tapi airnya cukup banyak. Keduanya pun segera minum sepuas-puasnya dan mengisi kantong air.

Sambil beristirahat, Hasan mengeluarkan pisau genggamnya dan memahat di atas sebuah batu di tepian oase."Kami bahagia. Kami bahagia. Kami dapat melanjutkan perjalanan karena menemukan tempat ini," Itu kalimat yang dipahatnya. Pengembara kedua heran, "Mengapa kini engkau menulis di atas batu, sementara tadi kau menulis di pasir?"

Yang ditanya tersenyum. "Saat kita mendapat kesusahan, ujian dan cobaan apa pun, tulislah semua itu di pasir. Biarkan angin keikhlasan membawanya jauh dari ingatan. Biarkan catatan itu hilang bersama menyebarnya pasir ketulusan. Biarkan semuanya Lenyap dan pupus," jawabya dengan bahasa cukup puitis. "Namun, ingatlah saat kita mendapat kebahagiaan. Pahatlah kemuliaan itu di batu agar tetap terkenang dan membuat kita bahagia. Torehlah kenangan kesenangan itu di kerasnya btu agar tidak ada yang dapat menghapusnya. Biarkan catatan kebahagiaan itu tetap ada. Biarkan semuanya tersimpan."

Keduanya bersitatap dalam senyum mengembang. Bekal air minum telah didapat, istirahat pun telah cukup, kini saatnya untuk melanjutkan perjalanan. Kedua pengembara itu melangkah dengan ringan seringan angin yang bertiup mengiringi.

Kisah di atas seolah membuka pikiran kita tentang secuil arti kesabaran. Betapa menyenangkannya hidup ini apabila semua hal menyedihkan dapat kita torehkan di atas hamparan pasir yang senantiasa teriup angin.Betapa damai dan puasnya hati ini apabila setiap nikmat, kita dokumentasikan dalam rupa sebuah pahatan.Kesabaran yang sejati tidaklah mengenal titik.Kesabaran layaknya bara api yang harus digenggam erat aar tidak akan jatuh menghempas tanah dan padam cahayanya. Itulah mengapa kesabaran seolah bersifat kontinyu dan tidak ada akhir episodenya. Sepertinya tidak ada saat dimana kondisi tak membutuhkan lagi spirit kesabaran. Kesabaran itu mahal...bai yang pemarah...kesabaran itu susah..bagi mereka yang tak mau mengendalikan dirinya..pertanyaannya?apakah kita sudah tergolong orang yang sabar?dan maukah kita bersiap untuk menempuh pengembaraan mencari ilmu sabar mulai sekarang?semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang sabar...Aminn


IKATLAH ILMU DENGAN PENA

Penulis resensi adalah seorang Mahasiswa Ners FKUB yang NATO "Not Afraid Talk Optimistic"

Melancholic Phase

(Sebuah Tanda Yang Sangat NyataBagi Mereka Yang Melihatnya)

Sebuah artikel menarik saya temukan di Republika...mungkin telah cukuplama..namun tak pernah saya bosan untuk mengingat keluarbiasaan para actorutama di dalamnya...bagi saya ini adalah sebuah tanda yang nyata...bukan sekedartanda fisik luar seorang muslim yang bagi saya masih diperdebatkan di setiapbeda kumpulan...bagi saya inilah wajah islam yang ingin sekali saya tiru..semoga sedikit membuka mata...berikut cuplikan artikelnya...


Tahun lalu, saya (wartawan republika)jumpa Fatimah Atlas (15) di Baytlahia, Jalur Gaza, saat Israel sedang ganasmenghanguskan Gaza. Ia tengah memangku bocah laki-laki, sembari duduk di ataspuing bekas rumahnya yang lebur oleh bom Israel. Fatimah tampak keibuan, meskiumurnya masih amat hijau. Mata gadis itu tajam, wajahnya semburat penuhsemangat.

"Allahbersama kami,"jawabnya. Kedua orang tuanya syahid olehtembakan membabi buta tentara israel.

Gadis belia itu, kini menggantikan peran orangtuanya untuk menjaga adik-adiknya. Dia tak tampak lemah. Acapkali ditanyahidupnya kedepan, spontan ia jawab, "Allahbersama kami."

Di Bayt Hanun, bagian utara Gaza yang dekatlaut, saya berjumpa Ahmad Khondari (14). Ia tinggal di rumah yang temboknyaberlobang oleh hujan peluru Israel. Sang ayah syahid, saat tengah memberikan perlawanan pada tentaraIsrael. Dari lantai dua rumahnya, ia lihat ayahnya diseret dan ditembak tepatdi kepala.

"Sayatidak dendam, karena Islam melarang dendam, tapi kelak saya akan mempertahankanagama dan tanah air kami, dengan atau tanpa Hamas," terangAhmad, seakan mematahkan tudhan Israel dan Amerika, bahwa Hamas adalah teroris. Kenyataanya, tanpa Hamas pun,Generasi di Gaza kelak akan teteap melawan penjajahan Israel.

"Allah bersama kami," tandas seorang ibu darikeluarga besar Sabri Junaid yng ditemui saat berteduh di puing bekas rumahnya,di Jabalia Albalad.

Perempuan denga lima anak itu, ditinggalsyahid suaminya. Rumah keluarga besarnya juga luluh lantak, tak bisa lagidihuni. Pertanian zaitun di ladangnya juga musnah, tinggal debu-debu sisabuldoser tank tempur Israel. Tapi, pancaran wajahnya amat kuat, tak menunjukkankelemahan.

Ia merekam dengan detil, saat agresi terjadi.Selama 12 hari, keluarga Sabri Junaid terkepung di dalam rumah. Mereka takdapat keluar untuk sekedar cari makan, karena gempuran dari darat, laut danudara yang bertubi-tubi. Meski tak ada yang tersisa, mereka selalu bersandar"Allah bersama kami."

Di Jabalia ujung, sekitar tiga kilometer dariperbatasan Erez, Israel, saya lihat bangkai sapi dan domba bergelimpangan. Jugapuing bangunan pabrik susu yang ambruk ke tanah. Jabalia, salah satu pusatproduksi susu terbesar di Palestina. Di antara bangkai itu, duduk lelaki paruhbaya, yang memanggang selembar roti. Dia, Muchtar Abdul Karim, pemilik ternakyang dibantai pesawat Israel.

"Allahbersama kami. Dia akan ganti lebih banyak dari yang telah dibinasakan Yahud(Israel)," terang Muchtar menggelegak.

Dia mengungkapkan, telah berkali-kalikehidupannya dirampas Israel. Tapi, berkali-kali juga, Allah mengganti lebihdari yang dihancurkan Israel. Menurutnya, semua amat mudah datang dan pergi.Sebagaimana maut yang tak perlu ditakuti kapan datangnya.

"Hidupini hanya giliran. Bisa Anda besok yang meninggal atau saya yang mati. Bisahari ini Allah mengambil harta bendasaya, bisa juga besok giliran Anda. Semua ini milik Allah, Dia yang memberi danakan mengambilnya. Jadi, tak ada yang harus diratapi dari kehilangan ini," Kata Muchtar membeuat hati bergetar.

Menurutnya, Israel bisa saja memblokadeseluruh Gaza, tapi jika Allah menghendaki datang bala bantuan, apapun caranya,Israel tak akan mampu menahan. Semua,"KarenaAllah bersama kami,"demikian warga Gaza meyakini..


SUBHANALLAH...seusai saya membacaartikel ini, seringkali saya bertanya.adakah hal seperti itu benar-benar nyataterjadi??.akankah saya akan tegar seperti Fatimah Atlas atau Muchtar bilamenghadapi peristiwa yang sama??mengatakan sesuatu yang amat berat di detikpertama musibah, used faith as emotionalcoping??.. dalam hati saya mengatakan, maka hal tersebut hanyalah naifbelaka sebagaimana dikisahkan dalam sinetron..namun inilah social proof..something that indeed happened but youoften didn't put enough attention..it's not just about story to make you more motivated,whether it's true or no...but its about faith which is really applicated in thedaily live


---------------------------------

"Verily in all this, there are messages indeed for those who can read the sign..."

(Al Hijr 15:75)


Look around your selfcan you see this wonder...

Lets start question inour self....isn't this proof enough for us..

Or are we so blind...topush it all aside...NO!!

We just have to..openour eyes, our hearts, our mind..

If we just look brightto see the signs...we can't keep hiding from the truth..

Let it take us bysurprise...

ALLAH Take us in thebest way, ALLAH guide us every single day...

Keep us close toyou..until the end of time...

ALLAH YOU CREATEDEVERYTHING WE BELONG TO YOU...

YA RAB WE RAISED OURHANDS..FOREVER WE THANK YOU...

(Maher Zain.."Open Your Eyes")

Lets SHARE what vision you have with make another SEE what you have SEEN...

IKATLAH ILMU DENGAN PENA

Penulis adalah mahasiswa NERS FKUB 2007 yangNATO (Not Afraid Talk Optimistic)


Melancholic Phase















Tik Tok tik tok..tak terasa jam telah menunjukkan pukul 22.15..ngantuk?offcourse..bosan?..yes i do..masalahnya, tugas kuliah menyisakan gangguan yang luar biasa dalam mengejar mimpi-mimpi.. ^_^V

walhasil untuk menyirnakan boredome syndrome ini mulailah jari jemari saya yang diciptakan dengan multi talenta (^-^) melakukan gerakan lihai menerobos situs-situs penuh rintangan dan cobaan keimanan...akirnya berhentilah mata ini menghadapi untaian logika dan romantisnya penelitian sosiosciens nan unik tentang FACEBOOK saudara-saudara...Our beloved prophet said "sampaikanlah ilmu walau satu ayat"...oleh karena itu...mari simak sebentar sepatah dua patah kalimat sambutan bapak saudara "artikel" ini..oke here for you...

"Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya.

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.

Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.

Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. “Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat.”

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. “Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah,” tegasnya.

Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun."

bagaimana saudaraku se spesies satu genus?cukup lebai kekhawatiran saudara peneliti yang kita cintai walaupun tidak kenal?ato pas sekali dengan kekhawatiran anta wa anti sekalian?silakan menyimpulkan karena....


Penulis adalah mahasiswa NERS UB 2007 yang NATO "Not Afraid Talk Optimistiic"


IKATLAH ILMU DENGAN PENA

Sanguinis Phase


bushet dah..emang kalu otak lagi gag fokus itu bisa menjadi cikal bakal bangkrutnya ekonomi mahasiswa indekost...gimana enggak...pikiran gag fokus menngantarkan diri kita sekalian menuju kegejean saat online meskipun tujuan awalnya adalah menuntaskan misi memberantas kezoliman dengan mengerjakan TU-GAS KU-LI-AH...bukannya tambah stay di satu fokus, buat kerjain 1 tugas..eh malah menerobos dunia maya menelusuri belantara informasi yang gag jelas bakal mau kemana...alhasil biaya internet membengkak dan dompetpun memuntahkan segala macam isinya...singkat kata..sekali lagi saudara-saudara, saya beserta segala kegejean saya ingin bercerita tentang keajaiban tempe di negeri asing...chekdisot!!


"Jakarta - Lain padang, lain belalang. Semua bisa terbalik kalau membandingkan negeri sendiri dan negeri orang. Tempe boleh murah di Indonesia. Tapi di Jerman, harganya semahal daging ayam.

Di kota Berlin, Jerman, yang sangat multikultur, mencari makanan Asia bukan perkara sulit. Misalnya saja di kawasan Wedding, yang merupakan salah satu kantung daerah imigran yang didominasi berbagai bangsa di Asia.

Toko-toko Turki dan Asia lainnya menjual berbagai bahan makanan sehari-hari yang serupa dengan yang biasa para imigran kenal di kampung halamannya. Ini obat kangen untuk mereka.

Toko Vinh Loi di Seestrasse, adalah toko yang tiap hari ramai kedatangan pembeli. Mereka kebanyakan orang Asia yang mencari cabai keriting, bayam, sampai kacang panjang. Selain itu banyak juga orang Jerman yang gemar berburu makanan Asia.

Tempe pun dijual di toko milik orang Vietnam ini. Namun jangan bayangkan harga tempe semurah di Indonesia. Satu tempe ukuran batu bata 400gr dibandrol 1,79 Euro atau setara Rp 28.319. Harga tempe di Jerman juga nyaris sama dengan sekilo paha ayam yang dibandrol 1,99 Euro.

Wuih, tentu saja beda jauh dengan harga tempe di Indonesia. Namun kalau sudah kangen, tetap dibeli juga.

“Habis mau bagaimana lagi, kangen mau masak kering tempe,” kata Fitriani (27) mahasiswi Indonesia di Berlin.

Impor adalah salah satu faktor kenapa bahan makanan Asia harganya lebih mahal. Namun ternyata, tempe di Jerman tidak diimpor dari Indonesia. Jerman sudah membuat sendiri tempe mereka dengan nama yang sama: Tempe.

Tempe dibuat oleh perusahan lokal Jerman yaitu Natural Vegetarian Food b.v. Rupanya, hari ini bukan batik khas Indonesia saja yang sudah diproduksi oleh perusahaan tekstil lokal di Cina."


bagaimana soudaraku setanah air?dari artikel tadi saya menyimpulkan satu hal...berarti selama ini kita adalah kaum elit..makanannya aja tempe, buahnya pisang..yang konon di Iran adalah buah terlarang di pemerintahan karena harganya yang melangit untuk sekedar menjadi makanan perjamuan tamu asing...maka dari itu, kenapa kita minder dengan asing (kita??loe aja paling..^-^V)...kita elit maka mari tunjukkan kalau semangat dan kapabilitas kita juga layak sebagai orang elit..chayoooooooo...("mental kok mental tempe!!" ucapan ini akan segera terdegradasi menjadi "mental kok mental A&W!!" ups!!!peace...peace....^0^)


Penulis adalah mahasiswa NERS UB 2007 yang NATO "Not Afraid Talk Optimistic"

IKATLAH ILMU DENGAN PENA


Sanguinis Phase