Sering terbersit pemikiran konyol dibenak saya sebagai orang awam, kadang saya melihat banyak persamaan antara sistem seleksi untuk menjadi indonesian idol dengan sistem seleksi untuk menjadi presiden RI. Sama-sama promosi kepada orang banyak, sama-sama dipilih oleh orang banyak. Bedanya, untuk penyelenggaraan pemilihan presiden dan kampanyenya, dibutuhkan dana yang jauh lebih besar dan tidak ada “juri ahli seperti ahmad dani dkk.”, hanya calon dan “supporter” yang mereka namakan rakyat.

 Layaknya indonesian Idol seringkali yang terpilih bukanlah calon yang bersuara terbaik namun lebih karena besarnya pendukungnya. Sudah menjadi imej publik jika acara ajang pencarian bakat itu bukanlah sebatas penilaian murni kualitas namun juga dikarenakan supporter. Merekalah yang menentukan “sang idol”, terlepas mereka “tau musik atau tidak.” 

Sehingga akan wajar jadinya apabila negara ini tidak kunjung maju namun bingung berebut kursi pemerintahan dengan dana yang besar melalui permainan memanipulasi hati rakyat untuk mau mengetik “REG SPASI COBLOS si anu”.

Jikalau kita tengok masa SD SMP kita, ada mata pelajaran yang dinamakan PPKN akronim dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang kini mungkin sudah berganti menjadi PKN (pendidikan kewarganegaraan). Saya berpikir mata pelajaran ini seharusnya mampu dimaksimalkan manfaatnya dengan diisi dengan muatan-muatan politik sederhana yang menuntun siswa-siswa untuk sadar dan paham politik khususnya demokrasi ini sehingga mereka memiliki pengetahuan politik dasar yang mereka dapat secara wajib dan berstandar di bangku sekolah.  Karena melalui pencerdasan PPKN (Pendidikan Politik dan Kewarganegaraan) inilah cikal bakal pemilih-pemilih unggul berstandar bisa dibentuk. Pengetahuan ini akan membentuk pola pikir cerdas yang kelak akan menuntun si anak kecil yang beranjak dewasa ini untuk memilih lebih baik daripada para orang tua mereka yang tidak tau politik sama sekali atau sekedar sok tau.

Pringga Adityawan (Mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Brawijaya)

(Sedikit hasil copas ketika gua galau ama masa depan gua...meski udah ngeusahain yang kita bisa...IPK nearly cumlaude, almamater PTN nomer wahid di Indonesia, jurusan yang nota bene dari rumpun FK, bahasa english excelent, tract record organisasi, research, kemampuan public speaking dan ketrampilan klinis yang buat gua udah cukup OK...in the end...I am still nothing...so I am looking for the answer...and this is it...et least, it can reduce our anxiety about how the world work...)


1. MEMPERBANYAK ISTIGHFAR.
Allah swt berfirman: “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Robb mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Qs. Nuh: 10-12)
Al-Qurtubi berkata, “Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu cara diturunkan rezeki dan hujan.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa memperbanyak istighfar (memohon ampun pada Allah), nescaya Allah menggantikan setiap kesempitan menjadi jalan keluar, setiap kesedihan menjadi kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” ( Abu Daud)
2. BERTAKWA KEPADA ALLAH
Allah berfirman: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Qs. Ath-Thalaq: 2-3).
Ibnu Katsir berkata, “Maknanya, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan Nya dan meninggalkan apa yang dilarang Nya, nescaya Allah akan memberinya jalan keluar, serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam fikirannya.”
3. BERTAWAKAL KEPADA ALLAH
Nabi Muhammad saw bersabda, “Sungguh, seandainya kalian betawakkal kepada Allah  dengan sebenar-benar tawakkal, nescaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung, mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang  di petang hari dalam keadaan kenyang.” (Ahmad dan Tirmizi)
4. RAJIN BERIBADAH
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, “Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepada Ku, nescaya Aku penuhi (hatimu) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi keperluanmu. Jika kalian tidak lakukan yang sedemikian, nescaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku penuhi keperluanmu (kepada manusia).” ( Tirmizi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
5. HAJI DAN UMRAH
Firman Allah swt, “Lakukanlah haji dan umrah, kerana sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa, sebagaimana api dapat menghilangkan karat besi, emas, dan perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur kecuali syurga.” (Ahmad, Tirmizi, dan An-Nasa`i).
6. MENJAGA SILATURAHIM
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknya ia menyambung (tali) silaturahim.” (Bukhari).
7. BANYAK BERSEDEKAH
Allah berfirman, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya Robb ku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba-hamba Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki Nya)’, dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba`: 39).
Rasulullah saw bersabda dalam hadis Qudsi, “Wahai anak Adam, bersedekahlah, nescaya Aku memberi rezeki kepadamu.” (Abu Daud).
8. MEMBANTU PENUNTUT ILMU
Disebutkan sebuah kisah, “Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah saw. Salah seorang daripadanya mendatangi nabi dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu pada nabi, maka Baginda saw bersabda, “Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (Tirmizi, Hakim).
9. MEMBANTU ORANG LEMAH
Rasulullah saw bersabda, “Bantulah orang-orang lemah, kerana kalian diberi rezeki dan ditolong lantaran orang-orang lemah di antara kalian.” (Muslim dan An-Nasa`i).
10. BERHIJRAH
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, nescaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (Qs. An-Nisa`: 100).
Moga kita sama-sama mengambil manfaat dan diberikan kemudahan oleh Allah untuk melakukannya dengan istiqamah…


Keberhasilan duniawi masa depan tidak cuman ditentukan dengan standar remeh mata pelajaran sekolah...ato bahkan mata kuliah...jangan sombong mengecap siswa/mahasiswa anda bodoh dan tertinggal hanya karena mereka tak dapat mengikuti mata ajar yang anda sampaikan...koreksi diri sebelum mengatakan mereka bodoh...anda yang ga bisa ngajar atau mereka yang kesulitan mengikuti mata ajar anda...Pemikiran suka mengkelaskan orang berdasar matematika, fisika, kimia, bahasa inggris ini muaknya telah menciptakan kesenjangan dan penstrata an dalam wajah pendidikan...yang pintar masuk AKSEL..yang pinter masuk RSBI...yang pintar masuk bilingual..yang pintar masuk kelas unggulan...

Sadar atau tidak sistem ini menciptakan kesenjangan khas dunia imperialis...wajah budaya kolonial yang suka memarginalkan mereka yang dipandang bodoh, miskin, buruk rupa dan lemah...pemikiran arogan khas sang priyayi pada rakyat jelata, kecongkakan khas penjajah terhadap masyarakat lokal...
Sukses khas materialis, tak ditentukan hanya dengan kurikulum “kandang” belajar...kalu benar jagoan matematika, fisika, kimia, biologi dan bahasa inggris yang pasti bersinar...coba tanya jackie chan sana..sukses mater i gag dia??coba kasi pertanyaan matematika integral anda!!...kira2 apa hasilnya?kalu begitu ngapain anda remehkan mereka yang lemah dalam matematika...kalu anda merasa hebat dengan matematika anda...sudah jadi apa se anda sekarang??no offense!!
Setiap orang punya bidang masing-masing...albert einsten gag akan segenius sigmund freud dalam bidang psikologi analisis...aristoteles tidak akan secerdas imam syafi i dalam bidang keagamaan...thomas alfa edison gag ada apa-apanya jika dibanding stephen spielberg kalu ngomong masalah dunia perfilman...wong emang beda bidang!!gag bisa dibandingkan...

Pengkelasan akan membuat mereka yang tidak bilingual, tidal akselerasi, tidak unggulan, tidak RSBI, tidak ranking semakin yakin kalu dia tidak bisa apa-apa...minder bersaing...akhirnya membunuh potensi dan bakat bawaannya...jadilah sampah beneran!!orang yang punya bakat dan kecerdasan tapi dengan percaya dirinya dia buang karena yakin cap negatif masyarakat terhadapnyalah yang paling benar itu gag jauh dari calon sampah... 

Dibubarkannya RSBI menjadi langkah keadilan bagi kesetaraan dan penghancuran presepsi penstrata an kemampuan siswa hanya dari mata pelajaran sekolah...dengan rasionalisasi tindakan yang TWO TUMBS UP!!

*Kurikulum itu penting, mata pelajaran itu penting, prestatif dan reward itu penting...mengkelaskan dan give up terhadap siswa yang kesulitan menerima pelajaran meski sudah berusaha keras itu yang GAG PENTING...gag usah jadi pengajar/pendidik kalu anda merasa paling hebat dan merendahkan murid-murid yang susah menerima pelajaran anda...

Penulis adalah seorang alumni SMPN 3 malang, SMAN 4 malang, Brawijaya university medical faculty nursing major malang...penulis adalah seorang junior nursing lecture merangkap sebagai english speaking trainer, profesional nursing practitioner, clinic manager..

Realistic...being realistic...sebuah frase yang terus berkumandang ketika anda mulai tumbuh diluar sistem yang ideal seperti sekolahan atau dunia kampus. Pemuda-pemuda yang mulai beranjak dewasa muda, senior-senior yang mulai meninggalkan bangku perkuliahan...semua akan berkata hidup menjadi lebih realistic ketika harus dihadapkan pada ribuan tantangan yang memaksa kita untuk berpikir realistis...

Disisi lain, mereka yang muda digempur dengan buku-buku dan pemikiran untuk membangun mimpi setinggi-tingginya sehingga mereka semakin terbang tinggi dan seringkali tak siap ketika dibentur oleh realitas...

Banyak akhirnya orang-orang yang menghadapi realitas itu setelah menempuh kegagalan merealisasikan mimpi kemudian berubah halauan...dari seorang pendukung mimpi menjadi pencaci mimpi dan pengkhotbah realitas...

Realitas itu nyata..ada...begitu juga dengan impian...apakah mengingatkan mereka yang lebih muda dari ancaman realitas yang utama, atau menutupi kejahatan realitas itu yang seharusnya...
Namun tahukah kalian sodara...membunuh impian para pemuda dengan penceritaan realitas yang menakutkan tidaklah kemudian bijaksana... sekecil-kecilnya kemungkinan mereka mencapai impian mereka..mereka masih punya kemungkinan itu...jikalau kita kemudian dahulunya adalah termasuk golongan yang tidak mampu mencapai persen kecil yang ada, maka biarkan mereka tak mendengar cerita kemustahilan kita...biarlah mereka menikmati perjuangan mereka disaat muda...tak perlu merusak perjuangan mereka dengan memberikan kotoran kepesimisan pada otak mereka...karena bisa jadi merekalah yang jadi juara...maka silakan kita belajar pada mereka yang muda...mereka yang belum pernah merasakan sakitnya terjatuh...sehingga tak ragu-ragu dalam berjuang...menaklukkan realitas yang mungkin belum pernah mereka lihat sama sekali...