Ketika hati kian menyesak…pikiran terhantui oleh ketakutan-ketakutan akan bayangan masa lalu dan proyeksi masa depan yang masih gelap terang berkabut…seringkali jiwa dan perasaan ini gundah. Galau, bingung tak tahu arah…ingin menangis namun tak bisa dan tak biasa. Badan kian lemah dan semangat kian luntur. Merasa aktivitas hampa, seolah tak ada yang bisa dikerjakan meskipun ternyata kewajiban dan janji-janji telah tergeletak…terbengkalai, menyisakan sesak hati dan menjejakkan aksi kezoliman terhadap orang lain. Ketika ingin menumpahkan getah kesedihan ini namun sayangnya seringkali orang-orang terdekat kita bahkan tidak paham apa yang sedang kita rasakan tak tahu apa yang sedang kita ceritakan. Karena kita sendiri sebenarnya juga tak paham mengapa kita sampai luluh lantak.
Kita mungkin pernah mengalami ini semua dalam kurun waktu yang cukup lama.entah sehari, seminggu atau bahkan hingga berbulan-bulan. Hati yang galau ini semakin bingung ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan coping stress yang ada. Ditahankah? berharap wibawa tetap terjaga, harga diri tetap terlindungi, karena tak lari dari perasaan lemah yang membebani hati. Atau dialirkan saja? kepada orang-orang dekat yang kita kasihi. Sekalipun akan mebuka cacat. Penanda bahwa kita juga tak sekokoh kelihatannya, membuka pintu kecemasan orang tua dan membuat ucapan tak lagi bermakna.
Ketika memutuskan untuk tak berucap dan bercerita…namun faktanya, hati kian terdesak, pikiran mulai menemukan batas ambang stressnya. Sementara kalenjar air mata tak mau mengijinkan cairan penghilang duka keluar dari mata ini. Saat kita memutuskan bercerita kepada manusia…maka sesungguhnya mereka hanya mampu berempati juga bersimpati saja. Kadang bahkan mereka tak pernah paham apa yang terjadi sebenarnya…hingga akhirnya kita hanya bericerita pada Allah saja.
Namun, jika ditanya kenapa?apa yang terjadi dengan saya?maka saat itu seolah perntanyaan tertelan dalam kabut pikiran. Menyisakan keluhan demi keluhan pada Allah Azza Wa Jalla…juga berbagai prasangka.
DR. Aidh Al Qorni dalam buku La Tahzan setebal 567 halamannya menukilkan sebuah nasehat kecil yang sangat membuka cakrawala kita. Tak pernah terpikir bahwasannya selain dosa-dosa yang melimpah ruah, pikiran yang melimpah ruah juga menjadi salah satu penyebab kegundahan dan ketidakbahagiaan hati.
Beliau menekankan, salah satu penyebab ketidakbahagiaan hidup ini adalah ketika kita terlalu banyak memikirkan kemungkinan-kemungkinan dalam kehidupan kita. Future, Present and Past selalu mengikuti pikiran kita dimana pun kita berada. Mereka ikut menunjukkan arah ketika kita hendak memilih pasangan hidup, mereka ikut mendorong kita melompat ke jembatan paralayang kehidupan sekalipun itu kearah yang tidak kita inginkan. Mereka mempengaruhi setiap lini pikiran kita, bahkan dalam mengambil pilihan hidup. Terkadang mereka Nampak seperti malaikat bersayap putih, terkadang mereka juga Nampak seperti iblis yang penuh api kebencian. Terkadang berperan besar dalam mendorong kita menjadi seorang pejuang masa depan. Terkadang mereka juga berperan besar dalam mengkerdilkan impian-impian.
Dr. Richard Cabot seorang professor kedokteran di Universitas Havard mengatakan dalam bukunya yang berjudul How Human Live, “sebagai seorang dokter saya menasehatkan bahwa bekerja telah banyak mengobati orang-orang yang menderita penyakit kelumpuhan jiwa yang diakibatkan oleh keraguan, rasa takut dan ketidakpastian. Keberanian yang diberikan kepada kita olehkerja keras seperti kepercayaan diruii yang membuat Emmerson (klien) begitu hebat.”
George Bernard Shaw berkata, “rahasia ketidak bahagiaan itu terletak dalam kesempatan yang diberikan Anda untuk berpikir dengan leluasa, apakah anda berada dalam kondisi bahagia atau tidak. Oleh sebab itu, jangan terlalu banyak berpikir tentang hal itu. Sebaliknya, teruslah bekerja, karena saat itu darah anda akan mulai mengalir ke otak anda. Bekerjalah, dan jangan pernah berhenti!!karena ini merupakan resep yang paling murah yanbg pernah ada di muka bumi, dan paling mujarab.”
Benyamin Disraeli mengatakan,”Kehidupan ini terlalu pendek untuk disia-siakan.”
Hidup bukan hanya sekedar untuk ditangisi…Life is so colorfull…masa lalu telah berlalu, masa depan masihlah tak terlihat…hidup kita adalah saat ini.
Make Yesterday as a lesson & pray for forgiveness on wrong doing
This Day is focus & do the best for every step on going
And tomorrow, mind of strategies and pray for forgiveness…
Keraguan tak akan muncul jika anda tak mengijinkannya…
Keraguan dan ketakutan tak akan berani Nampak ketika anda tahu harus berkonsultasi pada siapa…
Hidup terlalu pendek untuk diperpendek dengan keraguan-keraguan yang tak segera diputuskan…dan hidup terlalu membahagiakan untuk dikotori dengan pikiran-pikiran melimpah ruah yang berkaitan dengan Takdir’ nya…Mari bergerak…wallahualam
Penulis adalah mahasiswa NERS UB yang NATO “Not Afraid Talk Optimistic”
IKATLAH ILMU DENGAN PENA
Melancholic Phase
0 komentar:
Posting Komentar