Keajaiban Tempe Di Negri Hitler


bushet dah..emang kalu otak lagi gag fokus itu bisa menjadi cikal bakal bangkrutnya ekonomi mahasiswa indekost...gimana enggak...pikiran gag fokus menngantarkan diri kita sekalian menuju kegejean saat online meskipun tujuan awalnya adalah menuntaskan misi memberantas kezoliman dengan mengerjakan TU-GAS KU-LI-AH...bukannya tambah stay di satu fokus, buat kerjain 1 tugas..eh malah menerobos dunia maya menelusuri belantara informasi yang gag jelas bakal mau kemana...alhasil biaya internet membengkak dan dompetpun memuntahkan segala macam isinya...singkat kata..sekali lagi saudara-saudara, saya beserta segala kegejean saya ingin bercerita tentang keajaiban tempe di negeri asing...chekdisot!!


"Jakarta - Lain padang, lain belalang. Semua bisa terbalik kalau membandingkan negeri sendiri dan negeri orang. Tempe boleh murah di Indonesia. Tapi di Jerman, harganya semahal daging ayam.

Di kota Berlin, Jerman, yang sangat multikultur, mencari makanan Asia bukan perkara sulit. Misalnya saja di kawasan Wedding, yang merupakan salah satu kantung daerah imigran yang didominasi berbagai bangsa di Asia.

Toko-toko Turki dan Asia lainnya menjual berbagai bahan makanan sehari-hari yang serupa dengan yang biasa para imigran kenal di kampung halamannya. Ini obat kangen untuk mereka.

Toko Vinh Loi di Seestrasse, adalah toko yang tiap hari ramai kedatangan pembeli. Mereka kebanyakan orang Asia yang mencari cabai keriting, bayam, sampai kacang panjang. Selain itu banyak juga orang Jerman yang gemar berburu makanan Asia.

Tempe pun dijual di toko milik orang Vietnam ini. Namun jangan bayangkan harga tempe semurah di Indonesia. Satu tempe ukuran batu bata 400gr dibandrol 1,79 Euro atau setara Rp 28.319. Harga tempe di Jerman juga nyaris sama dengan sekilo paha ayam yang dibandrol 1,99 Euro.

Wuih, tentu saja beda jauh dengan harga tempe di Indonesia. Namun kalau sudah kangen, tetap dibeli juga.

“Habis mau bagaimana lagi, kangen mau masak kering tempe,” kata Fitriani (27) mahasiswi Indonesia di Berlin.

Impor adalah salah satu faktor kenapa bahan makanan Asia harganya lebih mahal. Namun ternyata, tempe di Jerman tidak diimpor dari Indonesia. Jerman sudah membuat sendiri tempe mereka dengan nama yang sama: Tempe.

Tempe dibuat oleh perusahan lokal Jerman yaitu Natural Vegetarian Food b.v. Rupanya, hari ini bukan batik khas Indonesia saja yang sudah diproduksi oleh perusahaan tekstil lokal di Cina."


bagaimana soudaraku setanah air?dari artikel tadi saya menyimpulkan satu hal...berarti selama ini kita adalah kaum elit..makanannya aja tempe, buahnya pisang..yang konon di Iran adalah buah terlarang di pemerintahan karena harganya yang melangit untuk sekedar menjadi makanan perjamuan tamu asing...maka dari itu, kenapa kita minder dengan asing (kita??loe aja paling..^-^V)...kita elit maka mari tunjukkan kalau semangat dan kapabilitas kita juga layak sebagai orang elit..chayoooooooo...("mental kok mental tempe!!" ucapan ini akan segera terdegradasi menjadi "mental kok mental A&W!!" ups!!!peace...peace....^0^)


Penulis adalah mahasiswa NERS UB 2007 yang NATO "Not Afraid Talk Optimistic"

IKATLAH ILMU DENGAN PENA


Sanguinis Phase


0 komentar:

Posting Komentar