Aku bagaikan kuda yang sedang berjuang keras di lintasan
perlombaan balap...mungkin saat ini nafas ini telah tersengal begitu
cepat...mulut telah berbusa...namun kulihat kawanku telah jauh berlari didepan
sana...tak ada pilihan yang lebih baik bagiku saat ini selain terus berlari
sekuat tenaga...karena tak ada yang tersisa dibelakang sana kecuali kehinaan
dan keterbelakangan...sementara untuk terus melaju nafas ini seperti telah
habis...jantung telah berdegup terlalu kencang hingga aku takut dia mulai
bocor...jika bukan karena membayangkan keindahan yang akan aku teguk bersama
kawan2 ku didepan sana melewati garis finish dengan gagah...sebenarnya aku
ingin sekali beristirahat sejenak...mengambil nafas barang satu atau dua
menit...mengistirahatkan jantung ini yang sudah tak karuan berderu...lalu
melanjutkan menyusuri lintasan ini lagi...
Tentu saat ini keinginan itu hanyalah sebuah keinginan...satu
dua menit adalah waktu yang teramat berharga saat ini...tidak ada keindahan
melewati garis finis bersama kawan jikalau aku memutuskan berhenti...meskipun
sejenak...aku harus terus berlari...sekuat tenaga...meski saat ini aku telah
tertinggal...suasana ini telah aku lalui berkali2 sebelumnya...dan aku bisa
melewati krisis ini...hanya saja saat ini...dipundakku bertengger seorang joki
yang tak segan2 melecut tubuhku...agar aku mau berlari lebih kencang...meskipun
tanpa lecutan itu aku tetap akan mengeluarkan kemampuanku hingga jantungku
bocor sekalipun...siklus hidupku kali ini..berbeda dari sebelumnya...aku
mempunyai joki...yang mengarahkan kemana aku harus
berbelok...meneriakiku...sekaligus menambah bebanku untuk berlari...kadangkala
mencegahku menabrak pagar lintasan...kadang kala juga menambah luka memar di
pahaku...
Detik ini...aku telah melihat dengan jelas siapa kuda
didepanku...aku telah mengeluarkan kemampuan terbaikku...kutahan semua derita
dan lelahku...hanya demi kemenangan...menyembunyikan dari sang joki gejolak
yang muncul akibat memaksa batasan2 kemampuan tubuhku...aku tak berharap joki
di punggungku ini menambah luka di pahaku...memakiku untuk berlari lebih
kencang...karena aku telah berlari...sehebat-hebatnya diriku...yag membuatku
sampai disana saat ini bukanlah kecepatanku...tapi hanya waktu...
0 komentar:
Posting Komentar