BANG JO = "MATEMATIKA dan IDEALISME"

Keringat sebesar biji jagung menetes netes dari pelipis seorang laki laki separuh baya pagi ini...setengah berlari sepedah setinggi anak-anak berwarna hitam pudar itu berdenyit denyit mengimbangi semangat sang pria berkaca mata ala harry potter itu...Bang Jo...begitu kami memanggilnya...seorang mahasiswa akhir yang sedari semester awal telah memilih untuk bekerja membanting semua tulang dalam tubuhnya sebagai seorang guru les privat di kota malang...

Badannya tidak tinggi, namun juga tidak pendek...wajahnya lucu...sepintas orang akan menduganya seperti Nobita dalam film kartun doraemon...haha...just kidding...rambutnya yang pendek setengah gundul bertebaran warna putih putih meski umurnya masih baru kepala 2...

Bang Jo, hampir setiap hari mengayuh sepedahnya untuk mendatangi rumah anak-anak yang haus akan ilmu...khususnya matematika!!pada Bang Jo lah sepertinya Allah menitipkan pertolongan untuk anak anak yang haus ilmu dan nilai ini...

Bang Jo...terlahir dari keluarga yang cukup namun terbilang susah jika harus menanggung kewajiban menyekolahkan anak-anaknya hingga Sarjanah...selepas SMA Bang Jo melawan peraturan dasar di rumahnya untuk tetap kuliah meski ibu bapaknya tak mampu lagi untuk membiayai kuliahnya...dari kecil dia ingin menjadi seorang guru matematika...oleh karena itu dia putuskan untuk mengambil jurusan matematika di sebuah universitas swasta yang biayanya tidak semahal di universitas-universitas lainnya...uang masuk, makan dan sebagainya dia tanggung sendiri...sudah menjadi kebiasaannya sejak SMA untuk mandiri...karena sehari-harinya dia tinggal dengan neneknya...

Les privat menjadi pekerjaan sehari-harinya...berbeda dengan mahasiswa tidak mampu pada umunya yang mengandalkan pada prestasi dan IPK untuk menggaet beasiswa sebanyak mungkin...bang Jo memilih jalan lain...keputusannya untuk mengambil universitas kecil berdampak pada sedikitnya beasiswa yang ditawarkan...Bang Jo memilih untuk bekerja demi makan, sekolah dan bertahan...teman yang selalu setia menemani idealismenya ini adalah sebuah sepedah tua warna hitam pudar...kemana pun dia pergi...sepedah ini selalu menemaninya...pernah suatu ketika bang jo juga melakukan perjalanan ke luar kota dengan sepedah ini...LUAR BIASA!!KELUAR KOTA BUNG!!

Pagi, sore dan malam Bang Jo selalu ngelesi ngelesi dan ngelesi...suatu malam, saat ditanya kenapa “sampean” gag sibuk mencari beasiswa saja...dengan enteng beliau menjawab...”masalah mengajar itu bukan Cuma masalah uang...ada suatu kepuasaan saat berhasil menyampaikan ilmu kebanggaan saya...MATEMATIKA...dan ada gereget dalam hidup ketika saya harus menghadapi karakter murid murid yang tak pernah sama...”

Bang Jo, kesimpelan dalam berpikirannya seringkali membuat saya iri...butuh uang, yaa ngajar...tempat jauh di kabupaten nggak ada motor...yaa “mancal” sepedah jauh lebih awal...uang nipis...yaa puasa senin kemis...murid nakal...yaa hanya butuh diperhatikan...murid nilainya buruk terus terusan padahal sudah diajar berkali-kali...yaa tinggal ditambah jam lesnya...kalu gag mampu bayar??yaa digratiskan...yang penting janji belajar lebih giat..beres kan??

Di saat teman-teman seangkatannya sibuk ber”pacaran”...dia sibuk mengajar...saat sahabatnya sibuk ber”aktifis”...dia sibuk mengajar...saat adik-adik alumninya sibuk “menulis”...dia sibuk mengajar...saat mantan anak-anak didiknya sibuk mengejar S2...dia sibuk mengajar...saat adik-adik bimbingannya sibuk ber”entrepreuner”...dia juga sibuk mengajar...

Seolah mengajar telah menjadi bagian dari detak jantungnya...MATEMATIKA...sepertinya telah mengakar dalam karakternya...

Bermodal sepedah...berbagai medan dia tempuh...tanpa keluhan...tanpa banyak menanyakan pada dunia “why...nazee???”...tanpa takut “ketinggalan kereta”...bahkan ikut bangga saat mantan anak-anak didikannya tumbuh jauh lebih cepat nasibnya...Bang Jo...Inspirasi hidup akan sebuah indahnya kekonsistenan idealisme...Semoga Zat Yang Maha Kaya menghadiahinya segala kebaikan lebih indah dari kesenangan masa muda yang telah dia habiskan dengan mengajarkan MATEMATIKA...

Ikatlah Makna Dengan Cerita

Melancholic Phase


0 komentar:

Posting Komentar