Romeo=Gorila & Juliet=Orang Utan


Jika anda berpikir bahwa anda mampu menghabisi TA dalam waktu sehari-dua hari-tiga hari…maka beruntunglah anda..karena anda akan bersanding dengan saya disini dalam keadaan….GEMBEL ABIS!!!BUSHEETTT…!!menghabisi TA ternyata bukan perkara gampang layaknya buang air kecil di sungai nan deras dan penuh ikan-ikan indah bukti kekayaan hayati ibu pertiwi. Menghabisi TA (yang judulnya saja bukan bidang anda ditambah target waktu mepet) bukanlah hal yang mudah layaknya buang angin tanpa ketauan di acara upacara kemerdekaan bangsa tercinta.

Fiuh..fiuh..pokoknya…meski jam telah menunjukkan pukul 23.03 WIB, tapi Subhanallahnya TA ini tetap melakukan perlawanan pantang menyerah sambil meneriakkan ALLAHUAKBAR!! BAB 1 TAK AKAN RUNTUH!!Sehingga terasa semakin susah untuk ditaklukkan, apalagi oleh seorang muslim yang sudah jam sekian masih juga belum sholat isak…MasyaAllah…TA!!ckck, benar-benar ikut andil dalam mendegradasi moral spiritual manusia!! (rasionalisasi yang cukup logis :-P)

Diantara desakan gerakan separatis buku-buku bertuliskan personality psychology ini, saya berhasil melakukan serangan balik dan mencuri waktu istirahat sebentar untuk melemparkan ilmu-ilmu yang insyaAllah bermanfaat kepada umat sekalian..perhatikanlah kawan…waktu saya tidak banyak untuk menyampaikan sandi kemenangan manusia untuk saling memahami lintas gender ini…uhuk-uhuk (hemoptysis!!)… (LUEBAY NGGUILANI!!!)

Saat saya mencari sebuah fakta yang membuktikan bahwa tipologi kepribadian manusia pada dasarnya sangat mempengaruhi tingkat motivasi masing-masing individu, saya menemukan tulisan yang membuat saya tersenyum dan mengangguk-angguk…tulisan ini bukan datang dari tulisan ahli lintas gender layaknya John D. Gray dalam bukunya “Man from Mars and Woman from Venus’, melainkan tulisan seorang dokter spesialis jiwa yang menurut saya cukup valid untuk diarsipkan dalam brankas memori anda..

Beliau mengatakan secara tersirat bahwa sebesar apapun similarity antara wanita dan pria dalam banyak hal, tetap saja dua gender berspesies sama ini tetap memiliki perbedaan yang cukup signifikan layaknya perbedaan antara gorilla dan orangutan…seperti kuda dan keledai…atau seperti kucing dan harimau…mirip tapi berbeda…

Buku berjudul “Teori Kepribadian” karya dr. Kartini Kartono ini mengatakan, perbedaan pria dan wanita itu terletak pada perbedaaan susunan jasmaniah, tujuan hidup hakiki dan fungsi sosialnya. Bukan terletak pada perbedaan esensiil temperamen atau karakternya.

Jika wanita itu bersifat HETERO SENTRIS dan “sosialis” maka pria dikatakan lebih EGOSENTRIS dan focus pada dunia pemikiran yang lebih obyektif (zakelijk) juga esensial. Jika wanita itu sanggup pada fase tertentu MENYERAHKAN segenap kepribadiannya dan rela mengarahkan dirinya secara total pada pihak lain, sebaliknya pria tidak akan pernah secara bulat-bulat menyerahkan diri dan pribadinya pada orang lain. Pria akan menyerahkan dirinya secara total bukan pada pihak lainnya namun pada SATU IDEALISM atau CITA-CITA…sesuatu yang sifatnya abstrak.

(mungkin inilah sebab musabab beberapa wanita sering mengumbar kata.”dasar egois” pada sekelompok lelaki yang satu kelompok tugas denganya...khu..khu..khu..)

Pria seringkali muncul sebagai pemegang inisiatif yang menjadi stimulant dan PENGARAH BAGI KEMAJUAN. Pria menganggap dunia sebagai satu arena kerja yang SUPER LUAS. Ini menyebabkan pria selalu melibatkan diri dalam segala macam proyek dan pekerjaan besar. Pria selalu mengejar CITA-CITAnya dengan segenap usaha sesuai dengan idealism yang dipegangnya. Pria menganggap kehidupan ini sebagai suatu peristiwa yang otonom, sebagai suatu prospek yang mengarah pada MASA DEPAN. Pria bergerak dengan usaha EKSPANSIF yang seringkali bersifat AGRESIF dan penuh DAYA SERANG PENGUASAAN. Sehingga seringkali slogan CHANGE!!CHANGE!! itu keluar dari lidah-lidah pria lebih sering.

(hmm..mungkin ini juga yang seringkali sulit dipahami wanita bahwa pria memiliki “sense to change”, insting untuk melihat dan merubah masa depan lingkungan sekitarnya)

Sedang wanita berbeda, wanita bersifat lebih melindungi, memelihara dan mempertahankan diri. Lebih terbuka dan senang memelihara juga melindungi segala sesuatu yang dianggap sebagai milikinya. Baik itu dalam bentuk benda, manusia maupun sesuatu yang abstrak kepunyaannya.

(hal ini memperjelas bahwa perintah Islam terhadap wanita itu sangatlah sesuai..karena islam mengarahkan wanita pada “fitrahnya” berbeda dengan konsep emansipasi kebablasan yang mencoba mengobrak-abrik fitrahnya karena rasa ingin dihargai dan disetarakan)

Wanita memandang kehidupan ini sebagaimana adanya. Eksistensi hidupnya adalah satu dengan hakekat alam. Ini menciptakan tingkah laku-tingkah laku reaktif dan lebih totaliter daripada pria. Aktivitasnya menampakkan kesatuan, lebih-lebih jika disertai motif-motif yang kuat, berkesinambungan dan terjadi pada waktu yang berdekatan. Kesatuan totalitas daripada tingkah laku itu terletak pada kehidupan perasaanya yang didorong afek-afek dan sentiment-sentimen yang kuat menuju sasaran tertentu…berbeda dengan pria, kesatuan totalitas tingkah lakunya bukan berasal dari kesadaran yang mengarah pada tujuannya sebagaimana pria.

(Ini menjelaskan kenapa kaum wanita lebih total/niat dalam menyelesaikan segala macam tugas yang dibebankan dibanding pria-pria di kelas..beberapa oknum menjadi merasa SOK dengan sikap ini dan meng-underestimate pria :-P)

Seorang wanita yang terlanjur TIDAK MENYUKAI atau MEMBENCI SESEORANG, akan sangat CENDERUNG UNTUK MENOLAK, MENGHUKUM SERTA MENGADILI SEMUA TINGKAH LAKU DAN TOTALITAS PRIBADI YANG DIBENCINYA ITU. Dia TIDAK MAU membedakan antara person pribadinya dengan tingkah laku serta perbuatan orang tersebut. Segala sesuatu yang KELUAR DARI ORANG YANG DIBENCINYA ITU, olehnya diterima sebagai PRASANGKA DAN ANTIPASTI. Instelling affektif ini, yang disebut KATATYME terhadap orang-orang dan problem-problem tertentu. itu merupakan unsur kekuatan bagi wanita, tapi juga menjadi kelemahan wanita pada umumnya.

(UAGHk!!!THIS IS IT..!!THIS IS IT..!!..inilah mengapa kelas saya terkadang serasa LIKE HELL!!...hati-hati bro!!dosen wanita juga termasuk WANITA lo!!KATATYME…WASPADALAH!!)

Pada masalah-masalah ilmiah, wanita itu lebih konsekuen dan lebih akurat daripada pria. Para mahasiswi akan membuat catatan-catatan dan diktat-diktat perkuliahan yang lebih lengkap dan lebih teliti daripada mahasiswa-mahasiswa putra. Tetapi pada umumnya catatan tersebut kurang kritis karena mereka kurang bisa membedakan antara bagian-bagian yang penting dengan bagian-bagian yang kurang penting/tidak pokok.

(Ini menjelaskan mengapa kerja kelompok dengan mayoritas “wanita beneran kuliah” menjadi serasa mencekam. Semua dikerjakan sesuai kecenderungannya…sesuai gayanya….walhasil, menghasilkan setumpuk hasil tugas kelompok yang tebalnya ingin mengalahkan kamus DORLAND dan membuat orang terzolimi saat membacanya di waktu menjelang ujian…ckckc

ketika pria mengatakan “ini gag penting”, bisa diduga, laser pointer bewarna merah segera memancar dari mata-mata mereka disusul lantunan puisi yang menyindir pujangga pembuat lagu berjudul “gag penting”..)

Pada waktu-waktu senggang, wanita lebih suka menyibukkan diri dengan berbagai macam pekerjaan ringan. Sedang kaum pria lebih suka istirahat tidur atau rileks seenak-enaknya.

(ups!!..that’s why they call us Lazy..)

Di tingkat intelegensi, betapa pun baik dan cemerlangnya intelegensi yang dimiliki wanita, namun wanita tidak memiliki interest menyeluruh pada persoalan teoritis sebagaimana pria. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pada struktur otaknya. Daripada hal yang bersifat teoritik, wanita lebih suka mencermati masalah-masalah yang menurut pria kurang penting, yaitu masalah rumah tangga, pembicaraan mengenai kehidupan sehari-hari dan kejadian-kejadian di rumah tangga.

(hmmm…wajar kalau terkadang pria sudah kadung menggebu-gebu dengan konsep idealismenya, namun wanita yang diajak bicara hanya serius dalam menahan diri untuk tidak menguap didepannya…mungkin dipikirannyapolitik…demo...aksi…whatever!!)

Bagaimana saudaraku??dipungkiri atau tidak…kita memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Perbedaan itu bukan untuk diperdebatkan atau disama-samakan. Perbedaan ini hanya butuh dipoles dengan sedikit kedewasaan sehingga tak ada lagi anggapan “saya benar dan anda salah”. Sekalipun kondisi mayoritas mendukung kebenaran hipothesis prasangka anda (karena mayoritas se-Gender dengan anda!!sehingga satu pikiran dengan anda!!)

Jika anda mendambakan orang lain memahami diri anda… sudah selayaknya anda memahami mereka terlebih dahulu…dunia nyata tidak semudah dunia anak TK yang selalu memberikan apa yang mereka inginkan, termasuk masalah perhatian, kasih sayang dan cinta. There is always a nature law exist in this universe...Mau menerima kenyataan ini atau tidak, kedewasaan andalah yang akan menjawab…

Semoga tulisan diatas bisa membuka cakrawala berpikir kita semua…MARI BERUBAH!!KARENA HAL YANG TAK AKAN PERNAH BERUBAH DI DUNIA INI ADALAH PERUBAHAN ITU SENDIRI…

(written accompanied with ZAIN BIKHA “ALLAH KNOWS” music)

Sanguinic Phase

IKATLAH ILMU DENGAN PENA

Penulis Adalah Mahasiswa NERS UB yang NATO “Not Afraid Talk Optimistic”

0 komentar:

Posting Komentar